Kita ketahui bersama bahwa Indonesia adalah negara tropis sehingga secara umum jamur bisa tumbuh dengan baik pada segala kondisi, baik saat musim kemarau terlebih lagi pada musim penghujan seperti saat ini. Pada saat musim penghujan, proses pengeringan bahan baku pakan ternak seperti jagung, bekatul tidak dapat berjalan dengan optimal. Selain itu, bahan baku pakan yang telah kering pun bisa dengan mudah meningkat kadar airnya, terutama bahan baku yang sifatnya higroskopis. Kondisi juga akan semakin parah jika penyimpanan yang kurang baik seperti terkena tampias air hujan, ruangan yang lembab dan sistem sirkulasi udara yang tidak baik akan memicu tumbuhnya jamur.
Jagung Rentan ‘Jamur-an’
Daftar Isi
Jagung merupakan bahan pakan utama unggas yang digunakan sebagai bahan penyusun ransum karena banyak kelebihan yang dimiliki diantaranya merupakan sumber energi yang mudah dicerna, palatabilitas tinggi, tidak mengandung anti nutrisi, mengandung xanthofil dll. Disamping banyak kelebihan yang dimiliki jagung juga mempunyai kekurangahn yaitu rentan ditumbuhi jamur. Hal tersebut dikarenakan kandungan minyak (lipid) pada bakal biji jagung serta senyawa amilopektin yang merupakan penyusun pati pada jagung.
Dampak Jamur pada Pakan/ Ransum Ayam
Selain faktor internal berupa struktur jagung yang memang rentan terhadap jamur, terdapat juga faktor ekternal seperti kondisi cuaca selama masa pertumbuhan serta panen, dan cara penyimpanan juga berpengaruh terhadap meningkatnya kejadian jagung berjamur serta permasalahan mikotoksin. Berikut ini beberapa dampak atau bahaya dari jamur pada tubuh ayam:
Produksi Drop
Pada unggas secara umum, pakan yang berjamur dapat menurunkan performa seperti pertambahan berat badan harian dan tentunya membuat FCR membengkak. Dersjant-Li et al., (2003) mengestimasi bahwa setiap peningkatan 1 mg/kg aflatoksin dalam pakan akan menekan laju pertumbuhan ayam pedaging sebesar 5%. Hal yang sama juga terjadi pada ayam layer/ petelur yaitu mengakibatkan penurunan produksi telur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada sektor pembibitan attau breeding farm jamur pada pakan dapat menurunkan kesuburan/ fertilitas karena menyebabkan atropi testis pada ayam jantan yang dipelihara.
Gampang sakit dan Jebol program vaksinasi
Jamur pada pakan menghasilkan 4 jenis racun atau dsebut juga mikotoksin yang bisa menyebabkan penurunan daya tahan tubuh/ imunosupresi pada ayam yaitu aflatoksin, okratoksin, fumonisin, dan T2 toksin. Aflatoksin dapat menyebabkan atropi (pengecilan) organ kekebalan tubuh ayam berupa bursa Fabricius, limpa, ataupun thymus. Selain itu, aflatoksin juga bisa merusak sel-sel limfosit B, makrofag, dan menurunkan aktivitas komplemen yang merupakan sistem pertahanan tubuh ayam. Okratoksin menyebabkan atropi thymus, menghambat fagositosis, dan menyebabkan penipisan sel limfosit T dan B. Untuk fumonisin mengakibatkan atropi organ limfoid dan kerusakan makrofag. Sedangkan kerusakan oleh T2 toksin yaitu kematian jaringan limfoid dan sumsum tulang belakang. Dampak lanjut dari efek imunosupresif ini ialah meningkatnya kematian ayam, mudahnya ayam terserang penyakit lain, serta meningkatkan kolonisasi bakteri patogen di saluran pencernaan ayam.
Rusaknya sistem pertahan tubuh ayam ini akan menyebabkan ayam mudah sekali sakit dan pengobatan tidak berdampak maksimal. Selain itu, vaksinasi juga tidak akan menimbulkan antibodi karena organ yang memproduksi antibodi sudah dirusak oleh racun dari jamur (mikotoksin).
Pengikat Mikotoksin/ Racun Jamur
Terkadang sulit bagi peternak menghindari pakan yang terkontaminasi jamur. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya pencegahan agar kotaminasi jamur tidak menimbulkan efek terlalu parah yaitu dengan menambahkan Immunose pada air minum ayam dengan dosis 1 ml/2 litter air tiap 3 hari.
Immunose adalah suplemen organik yang memiliki banyak kandungan zat esensial yang dibutuhkan ayam salah satunya mengikat mikotoksin/ racun jamur pada pakan. Selain itu, immunose juga berfungsi menekan pertumbuhan bakteri pathogen dan menjaga keseimbangan mikroflora saluran pencernaan.
Leave a Reply