Mekanisme Pencemaran
Bahan penyusun pakan, terutama jagung biasanya disimpan dahulu sebelum digunakan sebagai bahan penyusun ransum. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pakan untuk ternak. Umumnya bahan penyusun pakan disimpan di dalam gudang sehingga berpotensi tercemar jamur dan mikotoksin yang dihasilkan.
Kontaminasi/ cemaran jamur dan mikotoksin di dalam pakan selanjutnya akan menyebabkan gangguan kesehatan bagi hewan dan manusia yang mengonsumsinya. Kontaminasi jamur dan mikotoksin pada biji-bijian akan meningkat setelah biji-bijian tersebut dipanen dan disimpan di gudang akibat kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan jamur.

Suhu dan kelembapan yang sesuai untuk pertumbuhan cendawan berkisar antara 4-40°C (optimal 25-32°C) dengan kadar air 18% serta kelembapan optimal di atas 85% (Reddy dan Waliyar 2008). Selama penyimpanan, populasi jamur dan jumlah mikotoksin yang dihasilkan terus meningkat dalam keadaan lingkungan yang terkendali (Jurjevic et al. 2007).
Proses pencemaran jamur pada bahan pakan terutama jagung dimulai saat spora (konidia) jamur beterbangan di udara terbawa oleh angin dan serangga, kemudian menempel secara langsung atau tidak langsung pada tanaman jagung. Bila suhu dan kelembapan sesuai maka jamur akan tumbuh dan berkembang biak pada jagung yang masih ada di lapangan sehingga pada saat jagung dipanen, jamur dan mikotoksin yang dihasilkan sudah menginfeksi hasil panen.
Leave a Reply