Jenis Mineral Makro dan Manfaatnya Pada Ruminansia

Jenis Mineral Makro dan Manfaatnya Pada Ruminansia

 

oleh :

drh.Kunta Adnan Sahiman

 

Mineral terbagi dua, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg sehari. Mineral yang termasuk dalam mineral makro utama adalah calcium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur(S), kalium (K), kloida (Cl), dan natrium (Na).

Natrium (Na)

Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler, 35-40 % terdapat dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pancreas mengandung banyak natrium.

Sumber utama Natrium adalah garam dapur (NaCl). Sumber natrium yang lain berupa monosodium glutamate (MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Makanan yang belum diolah, sayur dan buah mengandung sedikit natrium. Sumber lainnya seperti susu, daging, telur, ikan, mentega dan makanan laut lainnya.

Manfaat Natrium yaitu:

  1. Menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen ekstraseluer.
  2. Mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel.
  3. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat yang membentuk asam.
  4. Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
  5. Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat gizi lain melalui membrane, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.

Klorida (Cl)

Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang), lambung dan pancreas. Klor terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam dapur. Beberapa sayuran dan buah juga mengandung klor.

Manfaat Klorida:

  1. Berperan dalam memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit dalam cairan ekstraseluler.
  2. Memelihara suasana asam dalam lambung sebagai bagian dari HCL, yang diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan.
  3. Membantu pemeliharaan keseimbangan asam dan basa bersama unsur-unsur pembentuk asam lainnya.
  4. Ion klor dapat dengan mudah keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma darah guna membantu mengangkut karbondioksida ke paru-paru dan keluar dari tubuh.
  5. Mengatur system rennin-angiotensin-aldosteron yang mengatur keseimbangan cairan tubuh.

Kalium (K)

Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat di dalam sel dan cairan intraseluler. Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah makanan segar atau mentah, terutama buah, sayuran dan kacang-kacangan.

Kalium memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Bersama kalium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein. Kalium berperan penting dalam pertumbuhan sel. Taraf kalium dalam otot berhubungan dengan massa otot dan simpanan glikogen, oleh karena itu bila otot berada dalam pembentukan dibutuhkan kalium dalam jumlah cukup.  Kalium merupakan bagian esensial semua sel hidup, kelium banyak terdapat dalam bahan makanan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Kekurangan kalium jarang terjadi (Poedjiadi, 1994).

Manfaat Kalium:

  1. Berperan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam dan basa bersama natrium.
  2. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
  3. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologi, terutama metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein.
  4. Berperan dalam pertumbuhan sel.

Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Kalium dieksresi melalui urin, feses, keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengarbsorpsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal.

Kalsium (Ca)

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Di dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler, kalsium berperan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permebialitas membrane sel. Kalsium mengatur kerja hormone dan factor pertumbuhan. Sumber kalsium terutama pada susu dan hasilnya, seperti keju. Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik, udang, kerang, kepiting, kacang-kacangan dan hasil olahanannya, daun singkong, daun lamtoro.

Kalsium (Ca) juga adalah elemen mineral yang paling banyak dibutuhkan oleh tubuh ternak. Ca memiliki peranan penting sebagai penyusun tulang dan gigi. Sekitar 99 % dari total tubuh terdiri dari Ca. Selain itu Ca berperan sebagai penyusun sel dan jaringan. Fungsi Ca yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai penyalur rangsangan-rangsangan syaraf dari satu sel ke sel lain. Jika ransum ternak pada masa pertumbuhan defisien Ca maka pembentukan tulang menjadi kurang sempurna dan akan mengakibatkan gejala penyakit tulang. Gejala penyakit tulang diantaranya adalah pembesaran tulang sendi dan tulang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan pada ransum ternak dewasa yang mengalami defisien Ca akan menyebabkan osteomalacia. Ca air susu cukup stabil walaupun defisiensi Ca, namun produksi susu akan turun (Sutama, 2009).

Ransum yang memiliki kadar K yang rendah akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. Beberapa faktor makanan dapat membantu meningkatkan absorpsi Ca, sedangkan beberapa faktor lain dapat menurunkan absorpsi Ca oleh usus halus. Asam sitrat dan asam oksalat dapat menurukan absorpsi mineral Ca dengan jalan mengikat Ca dan membentuk garam Ca yang tidak larut dalam lumen usus halus (Tillman, 1998).

Fungsi Kalsium adalah sebagai berikut:

  1. Pembentukan tulang dan gigi.
  2. Kalsium dalam tulang berguna sebagai bagian integral dari struktur tulang dan sebagai tempat menyimpan kalsium.
  3. Mengatur pembekuan darah.
  4. Katalisator reaksi biologi, seperti absorpsi vitamin B12, tindakan enzim pemecah lemak, lipase pancreas, eksresi insulin oleh pancreas, pembentukan dan pemecahan asetilkolin.
  5. Relaksasi dan Kontraksi otot, dengan interaksi protein yaitu aktin dan myosin.
  6. Berperan dalam fungsi saraf, tekanan darah dan fungsi kekebalan.
  7. Meningkatkan fungsi transport membran sel, stabilisator membrane, dan transmisi ion melalui membrane organel sel.

Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalisum. Absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsur makanan lain. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Kehilangan kalsium dapat terjadi melalui urin, sekresi cairan yang masuk saluran cerna serta keringat.

Fosfor (P)

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1 % dari berat badan. Fosfor memegang peranan penting dalam proses mineralisasi tulang. Fosfor terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen structural dinding sel. Sebagai fosfat organic, fosfor berperan dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP). Fosfor terdapat pada semua sel mahluk hidup, terutama makanan kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan serta serealia. Kandungan P dalam tubuh ternak lebih rendah daripada kandungan Ca (Tillman, 1998).

Fungsi Fosfor:

  1. Kalsifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor pada matriks tulang.
  2. Mengatur peralihan energi pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak melalui proses fosforilasi fosfor dengan mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B.
  3. Absorpsi dan transportasi zat gizi serta system buffer.
  4. Bagian dari ikatan tubuh esensial yaitu RNA dan DNA serta ATP dan fosfolipid.
  5. Mengatur keseimbangan asam basa.

 

Magnesium (Mg)

Tubuh hewan dewasa mengandung 0, 05% Mg. Retensi dan absorpsi Mg pada sapi perah erat kaitannya dengan kebutuhannya. Enam puluh persen Mg dalam tubuh hewan terkonsentrasi di tulang sebagai bagian dari mineral yang mengkristal dan permukaan kristal terhidrasi. Mg berperan dalam membantu aktivitas enzim seperti thiamin phyrofosfat sebagai kofaktor. Sekitar 30-50% Mg dari rata-rata konsumsi harian ternak akan diserap di usus halus. Penyerapan ini dipengaruhi oleh protein, laktosa, vitamin D, hormon pertumbuhan dan antibiotik (Poedjiadi, 1994).

Magnesium sangat penting peranannya dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Defisiensi Mg dapat meningkatkan iritabilitas urat daging dan apabila iritabilitas tersebut parah akan menyebabkan tetany.

Magnesium merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin dalam darah hewan yaitu untuk pernafasan. Magnesium terlibat dalam berbagai proses metabolisme. Magnesium terdapat dalam tulang dan gigi, otot, jaringan lunak dan cairan tubuh lainnya. Sumber utama magnesium adalah sayur hijau, serealia tumbuk, biji-bijian dan kacang-kacangan. Daging dan susu merupakan sumber magnesium yang baik.

Fungsi Magnesium:

  1. Magnesium berperan penting dalam sistem enzim dalam tubuh.
  2. Berperan sebagai katalisator dalam reaksi biologi, termasuk metabolisme energi, karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat, serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA di dalam semua sel jaringan lunak.
  3. Di dalam sel ekstraselular, magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot dan pembekuan darah. Dalam hal ini magnesium berlawanan dengan kalsium.
  4. Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium dalam email gigi.

Sulfur (S)

Sulfur (S) merupakan komponen penting protein pada semua jaringan tubuh. Pada ruminansia 0,15% komponen jaringan tubuh terdiri atas unsur S, sedangkan pada air susu sebesar 0,03%. Pada hewan ruminansia terjadi sintesis asam-asam amino yang mengandung mineral S dengan vitamin B oleh mikroba di dalam rumen. Terdapat dua macam mekanisme metabolisme mineral S pada hewan ruminansia, yaitu mekanisme yang menyerupai mekanisme mineral S pada hewan-hewan monogastrik dan mekanisme yang dihubungkan dengan aktivitas mikroorganisme dalam rumen (Arora, 1995).

Sulfur adalah bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin dan biotin serta asam amino metionin dan sistein. Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku. Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung berprotein. Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang mengandung sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting.

Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang mengandung sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting. Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi, bagian dari tiamin, biotin dan hormone insuline serta membantu detoksifikasi. Sulfur juga berperan melarutkan sisa metabolisme sehingga bisa dikeluarkan melalui urin, dalam bentuk teroksidasi dan dihubungkan dengan mukopolisakarida.

Sulfur (S) sangat penting dan berperan sebagai penyusun asam amino metionin dan sistein. Asam amino ini sangat berguna bagi ternak. Sulfur juga penting untuk sintesa protein mikroba sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan oleh mikroba rumen. Sulfur adalah   komponen  penting dari beberapa asam amino  (metionin   dan sistein), vitamin (thiamin dan biotin), hormon insulin dan eksoskleton krustacea. Sulfur dalam   bentuk   asam   sulfat     merupakan   komponen   penting   dari   chondroitin, fibrinogen dan taurin. Beberapa enzim seperti koenzim A dari   glutathione, keaktifan mereka tergantung kepada gugus sulphidril bebas.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*