Beberapa hari yang lalu seorang peternak dari Medan yaitu pak Yahya menghubungi saya mengatakan bahwa broilernya mengalami SNOT dan beliau bertanya bagaimana cara mengatasinya. Sebenarnya saya jarang menemukan kejadian SNOT / infeksi coryza pada broiler namun yang paling sering adalah pada layer/ ayam petelur. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini akan sedikit saya bahas mengenai permasalahan yang dihadapi oleh pak Yahya, semoga bisa membantu para peternak sekalian yang mungkin mengdapatkan permasalahan yang serupa.
Para pembaca sekalian, salah satu kunci keberhasilan dalam pengendalian penyakit adalah diagnosa yang tepat sehingga dengan diagnosa yang tepat kita tentunya dapat menentukan treatment yang tepat untuk ternak kita. Untuk mendiagnosa suatu penyakit bukanlah hal yang mudah, butuh keilmuan dan pengalaman. Oleh karena itu, sebelum kita membahas bagaimana mengatasi SNOT terlebih dahulu kita bahas dahulu apa itu SNOT.
SNOT sering disebut juga Coryza merupakan salah satu dari banyak penyakit pernafsan yang juga dapat menimbulkan suara seperti ngorok. Snot disebabkan oleh bakteri haemophilus paragalinarum yang merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek atau cocobacililli (jika dilihat dengan mikroskop J ), tercat polar, non motil, tidak membentuk spora dan fakultatif anaerob. Sampai saat ini di Indonesia diketahui ada 3 serotype Coryza yaitu A, B dan C namun ada serotype lain yang merupakan varian B atau ada juga menyebutkan serotype non-ABC. Sebenarnya bakteri ini mudah mati jika berada dilur tubuh inang/ unggas yaitu akan mati sekitar 4 jam namun akan sedikit lebih bertahan jika bakteri ini berada dalam eksudat/ lendir/ ingus yaitu bisa antara 1-3 hari.
Gejala klinis yang paling awal dapat ditemukan pada ayam yang terinfeksi coryza/ SNOT adalah bersin-bersin yang diikuti dengan adanya eksudat dari hidung maupun mata. Jika proses berlanjut maka eksudat tersebut akan mengental (menjadi mukopurulen sampai purulen) dan berbau busuk/ tidak sedap. Kumpulan eksudat tersebut akan menyebabkan pembengkakan pada bagian wajah dan sekitar mata yang jika bagian yang bengkak tersebut ditekan maka akan terasa empuk. Kebengkakan ini pada sebagian kasus menyebabkan mata terlihat hampir tertutup. Infeksi coryza ini jika ikut menyerang saluran pernafasan bagian bawah maka yang terjadi adalah muncul suara ngorok yang umumnya akan terdengar jelas saat malam hari. Efek dari infeksi saluran pernafasan tersebut adalah ayam susah bernafas sehingga akan menyebabkan penurunan nafsu makan dan minum serta terjadinya stress berat. Akibatnya daya tahan tubuh melemah dan ayam akan mudah terserang penyakit lainnya. Memang seperti yang tertulis dibanyak literatur bahwa angka kematian akibat coryza tidak terlalu tinggi namun angka kematian coryza yang berkomplikasi dengan penyakit lainnya menjadikan infeksi coryza harus diwaspadai.
KLIK INI UNTUK MEMBACA KELANJUTAN INFORMASI TENTANG SNOT/ CORYZA