PILIH DOC atau PULLET?

Pilih memulai dari DOC atau mulai dari pullet saat ternak ayam petelur layer

Mulai Ternak ayam Layer/ Petelur PILIH DOC atau PULLET?

Sebagai pemula dalam usaha peternakan Ayam Petelur (layer) terkadang dihadapkan dalam situasi sulit yaitu apakah memulainya dengan memelihara  dari DOC  (anak  ayam sehari) atau langsung ke tahap lebih lanjut dengan memulainya dari pullet (ayam petelur siap produksi). Beberapa peternak ada yang lebih memilih memelihara dari tahap DOC dan sebagian memilih langsung dari Pullet. Apa saja pertimbangan yang mendasari pilihan ini? Pilihan Manakah yang paling cocok untuk kondisi kita?

Sobat peternak sekalian, usaha peternakan ayam petelur bisa dibilang lebih kompleks dibanding peternakan ayam pedaging. Hal ini dikarenakan usia produksinya lebih panjang sehingga secara tidak langsung manajemennya pemeliharaan seperti perkandangan, pakan, vaksin, obat dan multivitamin dan penyakit jauh lebih kompleks. Semua komplesitas tersebut juga tentunya membutuhkan biaya operasional yang cukup tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan pertimbangan yang cermat yang bisa kita ambil dari pengalaman peternak lainnnya dalam mengambil semua keputusan agar tidak merugi dan menyesal dikemudian hari.   

Pilih Mulai dari DOC

Peternak yang memilih pemeliharaan sejak DOC disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah faktor ekonomi dan faktor kepuasan serta ketenagan pribadi.

Faktor Ekonomi

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa biaya operasional peternakan layer jauh lebih besar dibandingkan peternakan broiler. Adapun komponen biaya dalam peternakan meliputi:

  1. Biaya  bibit  ayam  yaitu  biaya  yang  harus  dikeluarkan  untuk membeli  bibit ayam  ras  petelur.  Jumlah  DOC  bibit  ayam  yang  dibutuhkan  dikalikan dengan harga DOC itu. Porsinya 10–6% dari total biaya produksi.
  2. Biaya pakan meliputi 70–80% dari total biaya produksi. Biaya pakan  ini akan  tercipta  dari  hasil  perkalian  antara  jumlah  konsumsi  ransum  dengan harga  makanan.  Harga  makanan  sudah  ditentukan  dari  kekuatan  pasar, sedangkan  konsumsi  ransum  harus  sesuai  standar  dari  pembibit  yang bersangkutan.
  3. Biaya kesehatan dalam kondisi normal, porsi biaya kesehatan 1–2%. Biaya untuk membeli berbagai vaksin dan obat-obatab penting lainnya.
  4. Biaya pemeliharaan misalnya upah tenaga kerja dan lainnya.

Ketika peternak memulai pemeliharaan dari fase DOC maka peternak bisa melakukan penghematan rasional dari biaya-biaya produksi diantaranyab disebutkan diatas sehingga total biaya produksi akan lebih murah. Berbeda ketika membeli dari fase pullet maka kontrol penghematan tersebut tidak bisa dilakukan dan peternak harus membayar dengan biaya yang cukup besar pada satu waktu.

Faktor kepuasan pribadi

Peternak yang memelihara dari fase DOC umumnya memiliki keraguan terhadap kualitas DOC yang mereka beli. Hal ini bisa dari pengalaman pribadi atau informasi peternak lain yang membeli pullet dengan harga mahal namun hasilnya tidak memuaskan. Peternak tipe ini merasa membeli pullet seperti membeli kucing dalam karung karena tidak diketahui asal usul pullet yang diperjualbelikan seperti kualitas DOC, program vaksin, pemberian pakan dan managemen pemeliharaan lainnya. Jika pun mereka punya record, jadi pertanyaan apakah record tersebut bisa dipercaya?

Membentuk  pullet yang produksi optimal tidaklah mudah, akan muncul masalah yang datang menyertai. Namun, dibalik semua masalah yang datang para peternak bisa banyak belajar agar dapat membentuk pullet sesuai dengan yang diharapkan sehingga tidak bergantung dengan penyedia pullet dan tentunya bisa lebih menghemat biaya operasional.

Pilih Mulai dari Pullet

Peternak yang memilih dari fase pullet juga mempunyai alasan yang cukup rasional. faktor utama dibalik pemilihan keputusan tersebut adalah faktor kepraktisan. Hal ini bukan berarti peternak type ini tidak mempertimbangkan faktor ekonomi, justru berdasarkan hitungan mereka, dengan membeli pulet maka secara ekonomi mereka lebih untung dibanding membeli dari DOC.

Peternak  yang membeli pullet terbilang beragam, Ada yang memang murni 100 % populasi menggunakan pullet yang sudah jadi namun ada juga yang membeli pullet hanya untuk mencukupi  populasi  saja. Contonya peternak dengan populasi 50 ribu ekor namun populasi pulet hasil dari DOC yang dipelihara hanya 40 ribu, maka sisanya 10ribu akan dilengkapi dengan membeli pullet.

Memlihara DOC sampai menjadi pullet tidaklah mudah, banyak sekali masalah yang dihadapi mulai dari waktu, tenaga kerja, dan juga penyakit. Peternak yang memilih dari fase pullet umumnya sudah mempunyai rekomendasi penjual pullet terpercaya yang informasi ini bisa didapatkan dari sesama peternak atau juga bisa melalui pengalaman pribadinya. Penjual pulet terpercaya umumnya akan menyertakan record pemeliharaan sehingga pembeli tidak merasa khawatir. Selain itu, umumnya mereka juga memberikan pendampingan selama masa pemeliharaan karena secara tidak langsung nama mereka akan ikut dalam sukses atau tidaknya kelangsungan usaha layer konsumen yang membeli produk pullet. Jika usaha layernya bangkrut karena produksi tidak optimal maka secara tidak langsung citra mereka sebagai penjual pullet juga bisa rusak.

Memilih Pullet yang Baik

Memulai pemeliharaan dengan membeli pullet membutuhkan kejelian, bukan tentang melihat fisik pullet saja akan tetapi yang paling utama adalah melihat kredibilitas penjual. Banyak penjual nakal yang sebenarnya hanya brooker yang membeli pullet kualitas jelek dengan harga murah dari peternak kemudian di ‘make-up” atau dipercantik supaya harga jual tinggi padahal pulletnya jelek dan nanti baru ketahuan saat sudah mulai produksi. Adapun beberapa tips memilih pullet yang baik diantaranya :

  • Sebaiknnya peternak membeli pullet berusia 13 minggu dengan rentang bobot 1,05 – 1,1 kg karena pada usia tersebut pullet akan mempunyai waktu  yang  ideal  untuk  beradaptasi dengan lingkungan barunya. Dilapangan ada juga peternak yang membeli pullet di usia 16 minggu dengan alasan untuk bisa segera mendapatkan hasil namun ini justru beresiko karena waktu  beradaptasi  yang  dimiliki  pendek akibatnya pullet akan stres dan  terganggu ketika memasuki periode produksi. Selain itu, jangan hanya menjadikan bobot sebagai acuan tetapi harus disesuaikan dengan usia.
  • Pullet  yang baik kualitasnya memiliki body  frame  yang  ideal yaitu ketika  dipalpasi/ dipegang dan diraba bagian dadanya terasa terisi penuh.
  • Kondisi  paruh  juga menjadi  bagian  yang perlu  diperhatikan,  bentuknya harus sempurna dan sebaiknya potong paruh sudah dilakukan ketika DOC sehingga tidak ada stress ketika memasuki usia produksi.
  • Melihat kondisi Bulu pullet. Salah satu ciri pullet yang baik adalah bulu pullet jika diperhatikan terlihat naik ke atas.
  • Hal terakhir adalah keseragaman pullet,  hendaknya  pullet  yang digunakan memiliki tingkat kese- ragaman tinggi.

Demikian sekilas beberapa alasan mengapa memulia dari DOC atau dari Pullet. Semoga bermanfaat…

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*